Mayangan (wartabromo) – Keberadaan PKL (Pedagang Kaki Lima) di Kota Probolinggo semakin menjamur. Akibatnya, tata kota menjadi semrawut dan tak beraturan. Bahkan, beberapa diantaranya memakan badan jalan hingga menyebabkan kemacetan arus lalu lintas. Disinyalir PKL ini merupakan titipan oknum dari pejabat setempat.
Berdasarkan pantauan wartabromo, PKL di Kota Probolinggo menjamur di jalan-jalan protokol. Terparah, berada di lokasi jalan Supriyadi belakang eratex, Dr. Saleh, Suroyo, dan Cokroaminoto, serta Sukarno-Hatta. PKL liar ini, menggunakan mobil bak terbuka dan mobil pribadi. Sehingga, membuat macet jalan, utamanya pada jam-jam sibuk, seperti jam masuk atau pulang jam sekolah dan kerja.
“Jika terus dibiarkan, kita khawatir akan merusak pasar pedagang yang punya bedak di pasar atau sentra PKL. Hal ini jelas tidak baik untuk pendapatan pedagang dan PKL. Juga berimbas pada semrawutnya tata kota,” ujar Sekretaris Komisi B DPRD Kota Probolinggo, Syafiudin, dalam hearing dengan Diskoperindag, Senin (11/1/2016).
Karenanya, pihaknya mendesak, ketegasan satker terkait untuk menegakkan aturan. Dalam hal ini, Diskoperindag dan Satpol-PP yang memiliki kewenangan untuk menindak PKL liar.
“Mereka harus ditertibkan dan direlokasi ke sentra PKL, seperti di GOR A Yani, TWSL atau Taman Maramis,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Kasatpol PP, Suhari Wasis Ismoyo mengatakan, pihaknya sudah berupaya melakukan penertiban PKL liar. Tetapi yang terjadi dilapangan, terjadi kucing-kucingan antara petugas dan PKL.
“Saat kami razia, lokasi PKL bersih, tapi setelah kami pergi, mereka kembali lagi,” sebut Wasis.
Terpisah, Alit, Ketua Paguyuban PKL Kota Probolinggo mensinyalir PKL liar itu merupakan titipan dari beberapa pejabat. Namun, ia enggan menyebutkan siapa saja pejabat yang dimaksud.
“Mereka bukan asli sini. Tetapi, berasal dari luar kota dan ada pula yang menjadi titipan salah satu oknum pejabat,” katanya. (saw/yog)