(Sayangnya) Tak Ada Lagi Padang Bulan di Candi Jawi

1761

Prigen (wartabromo) – Malam belum begitu larut. Suara kidung Jawa terdengar  memecah dan pegelaran kesenian keheningan di malam bulan purnama di pelataran komplek Candi Jawi, Dusun Jawi, Desa Candiwates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.

Pelataran itu sejatinya tak seberapa luas. Namun, setidakanya cukup bila hanya untuk menampung beberapa puluh pengunjung. Atau bahkan mungkin seratusan orang. Tidak mengherankan, beberapa pengendara dan wisatawan menyempatkan berhenti sebelum melanjutkan perjalanan ke Puncak Tretes, Prigen.

(Candi Jawi, Sebuah Hikayat)

Sayangnya, pemandangan seperti itu sepertinya tak akan lagi tersaji tahun 2016 mendatang. Itu lantaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Pasuruan memutuskan untuk menghentikan kegiatan Padang Bulan yang digelat setiap malam bulan purnama tiba.

Kepastian itu disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) setempat, Trijono Isdijanto, beberapa waktu lalu. Ia mengatakan,  pentas seni budaya Padang Bulan yang biasa digelar saat malam bulan purnama di Candi Jawi tak lagi digelar tahun depan. Itu lantaran Pemkab tak lagi mengalokasikan anggaran khusus untuk kegiatan tersebut.

“Untuk Padang Bulan di Candi Jawi, tidak lagi kami adakan,” terang Trijono –sapaannya- kepada wartabromo, beberapa minggu lalu. Menurutnya, keputusannya untuk tidak lagi menggelar Padang Bulan lantaran merespons langkah Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang akan menghidupkan kegiatan seni budaya di Taman Candra Wilwatikta, Pandaan.

Diketahui, lokasi Taman Candra Wilwatikta (TCW) dengan Candi Jawi memang cukup berdekatan, meski keduanya berada di wilayah kecamatan berbeda. Namun, keduanya berada di jalur yang sama, Raya Pandaan-Prigen. Belakangan, Pemprov memang kerap menggelar pementasan seni dan kebudayaan di TCW.

(Setiap Hari Candi Jawi Didatangi 10 Pengunjung… Lumayan)

Sebelumnya, Padang Bulan menjadi agenda rutin Disbudpar. Selain dimaksudkan untuk menghidupkan sektor pariwisata di wilayah setempat, acara yang dihelat di kompleks Candi Jawi itu juga untuk mengenalkan situs-situs peninggalan sejarah di kabupaten. Maklum, banyak situs-situs sejarah yang bertebaran di daerah ini.

Melalui event rutin Padang Bulan, Disbudpar berupaya memasyarakatkan kembali kesenian dan kebudayaan Jawa yang kian luntur termakan waktu. Bahkan, untuk keperluan tersebut, tahun ini, Pemkab mengalokasikan anggaran hingga Rp 80 juta.

Namun, seiring dengan rencana Pemprov untuk menggiatkan kegiatan kesenian dan kebudayaan di TCW, kegiatan Padang Bulan yang berlangsung beberapa tahun itu tak lagi digelar. “Jadi, kegiatan-kegiatan kebudayaan nanti akan dipusatkan di TCW,” jelas Trijono.

Di sisi lain, keputusan Disbupar Kabupaten Pasuruan untuk tidak lagi menggelar rutinan Padang Bulan memantik reaksi dari sejumlah pihak. Pegiat seni, Jupri Abdullah menyayangkan keputusan tersebut. Apalagi, Padang Bulan yang sudah menjadi agenda rutin tiap malam purnama, sudah berlangsung beberapa tahun.

“Eman. Apalagi, rutinitas itu sudah terbentuk beberapa tahun. Artinya, masyarakat sudah bisa mengenali, karena sudah menjadi salah satu ikon kebudayaan di sini,” jelasnya saat dihubungi secara terpisah. (rur/rur)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.