Sukapura (wartabromo) – Warga lereng Gunung Bromo sejak tiga pekan terakhir mengalami kesulitan air bersih. Pasalnya, air bersih yang selama ini digunakan mulai tercemar abu vulkanis Gunung Bromo. Warga pun rela antri berjam-jam di tandon air untuk mendapatkannya.
Semenjak Gunung Bromo rutin menyemburkan abu vulkanis, aktivitas warga mulai terganggu. Tak hanya sektor ekonomi dan wisata, ketersediaan air bersih untuk keperluan hidup sehari-hari, kini juga mendapatkan imbas.
Warga di lima desa dalam radius 5 kilometer, yakni Desa Ngadisari, Ngadas, Ngadirejo, Jetak dan Wonotoro, Kecamatan Sukapura, mulai kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Pasalnya, sumber air bersih yang selama ini dimanfaatkan warga tercemar oleh abu vulkanis Gunung Bromo.
Air menjadi keruh dan kotor, sehingga tidak dipergunakan untuk kepentingan hidup, seperti air minum, mencuci, mandi bahkan untuk air minum ternak. Karena, abu vulkanis tersebut mengandung silika yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
“Kotor dan tidak layak konsumsi. Ini terjadi sejak abu Bromo mengguyur pemukiman warga,” ujar Saminah, warga Desa Ngadisari.
Untuk mendapatkan air bersih, warga mendatangi tandon air yang belum tercemar abu vulkanis. Bahkan, mereka mendatangi tandon air yang berada di luar desa. Tak ayal, antrian panjang terjadi di lokasi tandon air itu.
Kebanyakan yang melakukan antrian adalah ibu-ibu rumah tangga. Suci, misalnya, mengaku harua menunggu selama lebih dari 1 jam untuk mengisi 8 jerigen dengan ukuran 20 liter.
“Jam lebih saya ngantri disini, gantian dengan warga yang lain,” tutur warga Desa Wonotoro ini.
Terkini, semburan abu vulkanis Gunung Bromo dengan ketinggian 1.200 mdpk atau 3.229 mdpl yang mengarah ke barat dan barat daya atau ke Kabupaten Malang. Sementara tremor tercatat dengan amplitudo 2 milimeter hingga 21 milimeter dominan 5 milimeter. (saw/fyd)
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda.
Klik disini.
