Pandaan (wartabromo) – Nasrul Arif (35), pria asal Dusun Keciling, Kelurahan Kemirisewu, Kecamatan Pandaan, ini memang memiliki keterbatasan fisik sejak usia 5 tahun. Namun ayah satu putri ini memiliki ketahanan mental luar biasa.
Dengan sagala keterbatasan karena cacat di kakinya akibat penyakit polio yang dideritanya sejak balita, ia tidak mau menyerah dan berdiam diri. Ia tidak mau hidup dari belas kasihan. Nasrul tetap bekerja, berperas keringat demi menghidupi keluarganya.
Sudah bergelut dengan plat nomor, stempel dan kunci sejak 15 tahun silam, Nasrul kini dikenal ahli dalam pekerjaanya. Garapannya yang ciamik, bagus dan memuaskan, membuat banyak orang yang pernah memakai jasanya kembali datang ke tempatnya bekerja sehingga menjadi langganan.
Nasrul memang belum memiliki usaha secara mandiri. Ia bekerja di toko milik Sutejo warga asli Prambon, Porong, Sidoarjo yang terletak di depan Masjid Jami’ Pandaan. Di toko berukuran 5 x 2 meter tersebut, Nasrul setiap hari menggarap pesanan.
Sutejo sendiri merupakan kakak ipar Nasrul. Bukan karena ada hubungan keluarga Nasrul dipekerjakan, tapi karena keterampilannya. Saat bekerja, Sutejo memperlakukan Nasrul secara profesional, digaji sesuai hasil kerjanya.
Nasrul bekerja mulai pukul 08.00 – 15.30 dan buka setiap hari terkecuali pada hari Jum’at. Setiap hari selalu ramai dengan pembeli dan pesanan. “Setiap hari, mendapat upah Rp 100 ribu,” kata Nasrul berbincang dengan wartabromo.com, Sabtu (2/1/2016).
Meski kakinya cacat, Nasrul masih sanggup melayani panggilan pelanggannya. Mengendarai motor matic yang sudah dimodifikasi roda tiga, ia mendatangi rumah atau lokasi pelanggannya yang membutuhkan bantuan jasanya.
Pria tamatan sekolah dasar yang sudah menderita cacat sejak usia 5 tahun ini sudah memiliki banyak pelanggan. Selain garapannya yang bagus, ia juga ramah saat melayani pelanggan.
Muklis, pelanggan asal Desa Durensewu mengatakan selau datang ke toko Nasrul setiap kali bikin plat nomor atau membenahi kunci. “Saya sudah dari dulu berlangganan di sini, buat plat nomer dan benakin kunci saya selalu kesini,” ujar Muklis.
Sutejo, pemilik toko mengatakan Nasrul tidak pernah minder dan berkecil hati. Ia juga tidak pernah meminta dikasihani. “Dia orangya ulet, telaten, kreatif serta pekerja keras dalam menjalani profesinya,” terang Sutejo. (nov/fyd)