Sukorejo (wartabromo) – Tiga hari menjelang perayaan Maulid, pasar buah tradisional di sejumlah titik di Sukorejo tampak ramai pembeli. Selain itu, besarnya permintaan membuat harga buah-buahan tidak stabil. Hal ini terjadi di sejumlah pasar buah tradisional di Sukorejo, Senin (21/12/15).
Dalam beberapa hari terakhir, jumlah permintaan buah di pasar memang mengalami kenaikan drastis. Sehingga hal itu menyebabkan beberapa harga buah pun mahal mengikuti permintaan. Kenaikan harga tersebut bahkan cenderung tak stabil.
Selain itu, harga buah yang baru memasuki masa panen seperti pisang lebih melonjak dari buah lain. Berdasarkan pantauan wartabromo.com di pasaran, rata-rata kenaikan harga buah seperti apel, jeruk, alpukat berkisar Rp. 1.000 hingga Rp. 2.000 per buah. Sedangkan untuk buah seperti anggur, rambutan, kelengkeng juga naik kisaran Rp. 5000 hingga Rp. 10.000 per kilogram.
Sementara itu, kenaikan harga justru dominan pada buah pisang yang mencapai Rp. 35.000 per sisir. Padahal sebelumnya harga pisang hanya Rp. 20.000 per sisir. Selain banyaknya permintaan menjelang Maulid, hal itu juga disebabkan lamanya musim kemarau sebelumnya.
Solihatin, salah seorang pedangang mengatakan, datangnya musim hujan yang sedikit terlambat sangat mempengaruhi naiknya harga pisang di pasaran. “Kemarin kan kemarau panjang, sedangkan buah-buah seperti pisang ini kan butuh banyak air,” Datangnya musim hujan kali ini, kata Solihatin, membuat masa panen pisang juga sedikit terlambat.
Solihatin tak memungkiri adanya kemungkinan harga buah-buahan ini akan terus melonjak seiring mendekati hari Maulid nanti. “Mungkin bisa naik lagi kalau sudah mau Mulud-an nanti.”.
Menanggapi hal ini, Sofi, ibu rumah tangga yang tengah berbelanja di pasar tersebut mengaku tak keberatan dengan naiknya harga buah-buahan tersebut. “Ya gimana lagi, mas, kalau naik ya wajar karena mau Maulud-an, biasanya saya beli jauh hari biar agak murah,” ungkapnya.
Sebagaimana umumnya, hari Maulid Nabi ini selalu identik dengan tradisi kendurian oleh masyarakat dengan membawa beraneka macam buah-buahan. Hal itu dilakukan sebagai simbolisme rasa syukur umat Islam terhadap berkah yang terwujud dalam ranumnya ragam buah pada saat hari kelahiran Nabi Muhammad tersebut. (bus/fyd)