Sukapura (wartabromo) – Sejak tiga hari terakhir aktivitas kegempaan Gunung Bromo di terus naik. Meski diguyur abu vulkanik dengan ketinggian 1.500 meter dari bibir kawah aktivitas belajar di sekolah-sekolah lereng Bromo tetap berjalan normal. Dinas pendidikan belum berencana menutup atau menghentikan proses belajar mengajar, karena masih aman.
Meski cenderung tipis, namun semburan abu vulkanik mengguyur tiga Sekolah Dasar Negeri (SDN), yakni SDN Ngadisari 1, SDN Ngadisari 2 dan SDN Ngadirejo. Akibat semburan debu itu, siswa sekolah itu mengalami sakit yakni berupa sesak pernafasan dan batuk-batuk. Seperti yang terlihat di SDN Ngadisari 2, yang hanya berjarak sekitar 4 kilo meter dari bibir kawah.
“Kemarin sempat kena abu di sekitar halaman sekolah. Sakit dan teras perih di mata,” ujar Novi, siswa kelas 3 SDN Ngadisari 2.
Meski abu vulkanik yang mengandung silica dan sangat berbahaya tersebut sudah menganggu pernafasan siswa, sejauh ini Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo belum ada rencana untuk menghentikan proses belajar mengajar di sekolah-sekolah sekitar lereng Bromo.
Namun, jika kondisi erupsi sangat membahyakan bagi kesehatan, tidak menutup kemungkinan proses belajar mengajar dihentikan. Bisa juga siswa sekolah terdampak digabung ke sekolah yang lebih aman.
“Ya kalau aktivitas itu sangat membahayakan siswa ya kita tutup, tapi kalau tidak ya tetap masuk. Siswa harus banyak didalam ruangan nantinya dan tidak sering keluar untuk menghindari abu,” ujar Kasi SD Dispendik Rochim.
Berdasarkan pantauan PVMBG, abu vulkanik terpantau keluar dari mulut kawah sejak tiga hari terakhir. Dengan radius antara tiga hingga lima kilo meter, mengikuti arah dan kecepatan angin, dengan gempa tremor 4 mili meter hingga 28 mili meter dominan 8 mili meter. (saw/fyd)