Purwosari (wartabromo) – Jamur krispi, makanan ringan yang banyak digemari konsumen. Kerenyahan dan murahnya harga menjadikan produk tersebut sebagai alternatif tepat untuk menemani waktu santai. Hal ini kemudian ditilik sebagai peluang bagi beberapa pemuda kreatif untuk membuka usaha kolektif.
Beberapa pemuda itu, diantaranya ialah Hidayatulloh, Qondiyas, Angga Oyon, dan Salim Wong. Dengan modal minim, para pemuda yang menyelesaikan studinya di Universitas Yudharta Pasuruan ini bertekad membuka usaha jamur krispi “Sableng”. Meski begitu, Hidayatulloh mengaku dari produksi awal mendapat sambutan pasar yang cukup baik.
Bagi para pemodal kecil sepertinya, kata Hidayat, memproduksi jamur krispi bisa menjadi solusi tepat untuk membuka usaha makanan olahan. Meski tak mempunyai basic dalam hal pengolahan pangan, seperti diakuinya, usaha yang baru beberapa bulan digelutinya itu, mendapat permintaan pasar yang tinggi.
“Cukup banyak permintaan pasar, tapi tentu dilihat dalam skala kami,” kata Hidayat sambil memperlihatkan jamur krispi olahannya dalam bentuk kemasan.
Dalam sekali produksi, Hidayat bisa mencapai 300 sampai 500 kemasan. Harganya pun berbeda-beda, menyesuaikan ukuran kemasan. Hingga saat ini, Hidayat masih berupaya mengembangkan usaha bersama tersebut. Salah satunya dengan manambah varian rasa.
“Tergantung permintaan pasar, kita mengikuti saja,” ujar pemuda 23 tahun tersebut. (bus/fyd)