Probolinggo (wartabromo) – Pusat Vulkanologi Metigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) memprediksi jika Gunung Bromo erupsi, akan sama dengan tahun 2010 lalu. Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pusat, Gede Suantika, kepada wartawan, Kamis siang (10/12/2015).
“Letusan pada 2010 tidak ekplosif, tetapi banyak komponen gasnya keluar dengan kepulan abu. Tahun ini, kami perkirakan erupsi bromo ini sama dengan tahun itu,” ujarnya.
Ia mengatakan erupsi terakhir terjadi pada tahun 2010 dan merupakan periode erupsi paling lama dalam sejarah letusan Gunung Bromo, yakni sekitar 9 bulan. Pada erupsi tersebut, Gunung Bromo terus menerus mengalami fluktuasi aktivitas vulkanik hingga akhirnya erupsi berakhir pada tahun 2011. Erupsi terbesar pada periode terakhir ini menimbukan pijaran lava di kawah Bromo akibat hancurnya kubah lava.
Gunung Bromo terletak pada koordinat geografis 7 56.30’ LS and 112 57’ BT dengan ketinggian puncak kawah mencapai 2.329 meter di atas permukaan laut dengan kawah berukuran sekitar 600 m x 800 m. Gunung Bromo termasuk dalam tipe gunungapi Stombolian dengan jenis erupsi bersifat freatomagmatik.
Saat ini hujan abu telah mengguyur tiga kawasan rawan bencana, di tiga kecamatan terdekat di wilayah Kabupaten Probolinggo. Meliputi Sukapura, Lumbang dan Sumber, dengan jumlah penduduk sebanyak 34.392 jiwa dan 6.417 unit rumah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah melakukan rencana kontigensi bencana erupsi Gunung Bromo yang diasumsikan terjadi pada 31 Desember 2105. Rencana kontigensi dengan asumsi erupsi terjadi 31 Desember didasarkan pada kemungkinan baanyaknya wisatwan yang akan datang ke gunung tersebut saat pergantian tahun.
Hingga saat ini, aktifitas seismik gunung bromo terus meningkat dengan amplitudo tremor antara 3- 30 mili meter, dominan 6 milimeter. Disertai gemuruh dan semburan material vulkanik kelabu kecoklatan dengan ketinggian 300 meter. Hujan abu vulkanik dirasakan warga suku tengger dengan radius 21 kilo meter dari bibir kawah. (saw/fyd)