Sukapura (wartabromo) – Menurunnya jumlah kunjungan wisatawan pasca peningkatan aktifitas kegempaan Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, berdampak pada geliat jasa persewaan kuda yang turut menurun. Saat ini pemilik jasa sewa kuda, maksimal hanya melayani dua orang pengunjung, padahal sebelumnya mereka dapat mengantar lima wisatawan. Mereka pun terancam menjadi pengangguran.
Meski sampai saat ini peningkatan kegempaan tak berujung letusan. Namun larangan memasuki radius 3 kilo meter atau zona lautan pasir gunung bromo, membuat jumlah kunjungan menyusut.
Minimnya kunjungan juga berimbas pada bisnis jasa persewaan kuda milik warga sekitar hingga 30 persen.Biasanya dalam sehari, pemilik kuda sewa sebelumnya mampu mengantar pengunjung menjelahi area wisata minimal lima orang. Namun saat ini untuk mendapatkan dua orang penyewa saja, mereka mengaku kesulitan.
Di obyek wisata ini setidaknya ada 750 pemilik sewa kuda, yang berasal dari beberapa desa sepanjang lereng bromo seperti Desa Ngadisari, Desa Jetak, Desa Wonotoro maupun Desa Wonokerso. Tarif sewa sebesar Rp 125.000 per orang, dengan jarak tempuh dari pintu loket cemoro lawang hingga ke kaki gunung bromo.
“Sekarang sepi karena tidak bisa masuk ke kawah. Mereka yang nyewa kuda, kami layani dengan rute berbeda. Paling-paling ya sekitar di cemoro lawang ini,” ujar pemilik sewa kuda bromo Muji, kepada wartabromo.com
Sebagaimana diketahui sejak 4 Desember lalu, pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menutup akses masuk gunung Bromo. Wisatawan yang terlanjur datang ke Bromo dianjurkan untuk menikmati keindahannya dari sekitar Cemoro Lawang, Seruni Poin dan Medigen. (saw/yog)