Sukapura (wartabromo) – Meningkatnya aktivitas kegempaan Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, berimbas pada penurunan tingkat hunian hotel. Okupansi hotel di kawasan gunung bromo turun drastis hingga 50 persen.
Kepulan asap pekat, Minggu pagi (6/12/2015), terus keluar menyembur dari permukaan puncak kawah gunung Bromo, di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura. Aktivitas gunung api aktif ini, terus menunjukkan peningkatan siginifikan, pasca ditetapkannya status dari level waspada ke level siaga.
Kondisi itu menyebabkan wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara, yang hendak berkunjung membatalkan kunjungan. Pembatalan itu, berdampak negatif terhadap bisnis perhotelan dan penginapan di kawasan gunung Bromo.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo Digdojo Djamaluddin, mengatakan tingkat hunian hotel di kawasan gunung Bromo turun drastis hingga 50 persen. “Kalau sekarang turun drastis, sampai lima puluh persen. Kami masih mencari langkah antisipasi sampai tanggal dua puluh,” ujarnya, kepada wartabromo.com.
Penurunan tingkat hunian itu, terjadi di semua hotel dan penginapan dikawasan bromo, seperti yang terjadi di Hotel Bromo Permai 1. Di hotel yang mempunyai 110 kamar ini, mendapat pembatalan sebanyak 65 reservasi.
Pembatalan itu, terjadi 2-3 jam setelah Pusat PVMBG menaikan status bromo dari level waspada menjadi siaga pada 4 Desember lalu. Padahal, Desember merupakan puncak kunjungan di hotel yang hanya berjarak tiga koma dua kilometer dari bibir kawah ini.
“Iya biasanya tamu kita itu kesini pada momen desember seperti natal dan tahun baru. Kebanyakan membatalkan reservasi karena mendengar bromo statusnya siaga,” ujar salah satu karyawan hotel Iwan
Hingga Minggu pagi, gempa tremor yang terpantau oleh pusat PVMBG dari sebelumnya dominan 4 milimeter, kini meningkat terus dikisaran 8 hingga 18 milimeter. Sementara tinggi kepulan asap mencapai 200 meter dari sebelumnya 150 meter mengarah ke barat sekitar Kabupaten Pasuruan dan Malang. (saw/yog)