Lestarikan Keris, Beri Pencerahan Generasi Muda

1356

keris 2Purwodadi (wartabromo) – Keris, bagaimanapun juga adalah sebuah karya adiluhung. Sebagai sebuah produk budaya, sudah selayaknya jika warisan leluhur itu terus dilestarikan. Dan, memberi pemahaman kepada generasi muda akan seluk beluk perkerisan adalah salah satu cara untuk melestarikannya.

Hal itu pula yang dilakukan Kanjeng Raden Arya (KRA) Natakusuma Cakra Hadiningrat. Kepada wartabromo, lelaki yang sempat menimba ilmu kepada sejumlah Mpu di Jawa ini paling bersemangat untuk jadi pembicara pada seminar-seminar tentang keris. Terutama yang banyak menghadirkan kalangan muda sebagai pesertanya. Alasannya, melestarikan keris, harus diawali dengan memberikan pemahaman yang utuh soal keris kepada pemuda.

“Saya memang cukup aktif memberikan seminar kepada anak-anak muda tentang perkerisan. Biar keris tidak hanya dilihat dari perspetif mistik, kami juga banyak mengupas dari perspektif metalurgi. Dan, rata-rata mereka mengaku tertarik karena pendekatan seperti sangat jarang mereka dapatkan,” kata pegiat budaya yang akrab disapa Mpu Purwo saat ditemui di kediamannya di Dusun Parelegi, Desa/Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, akhir bulan lalu. (Baca: Keris: Antara Klenik dan Metalurgi)

Baca Juga :   Pemkab Pasuruan Kesulitan Cari Pak Carik

Kendati demikian, untuk pembeli, rata-rata adalah orang dewasa dengan rentang usia di atas 30-an. Untuk kalangan muda, menurut Mpu Purwo, mereka lebih menyukai pernak-pernik atau aksesoris berbahan keris. Seperti liontin, cincin, hingga gelang.

Di sisi lain, pengakuan oleh Unesco menjadikan keris tidak hanya diminati warga lokal. Banyak juga warga asing yang ingin memilikinya. Terutama untuk souvenir. “Walaupun saya tidak pernah berpromosi baik lewat internet, banyak yang merekomendasikan ke saya, karena tadi, hasil yang dibuat adalah hasil keris yang mempunyai nilai tinggi jadi orang luar juga banyak yang pesan,” terangnya.(Baca: Diawali Tirakat, Begini Rumitnya Proses Pembuatan Keris Pusaka)

Mpu Purwo melihat orang luar negeri cukup banyak yang menghargai keris baik dari nilai seni dan juga nilai spiritual. “Orang luar melihat keris itu unik, dan percaya dengan nilai intangible, tapi masa kita yang pewarisnya malah tidak percaya?” ujarnya dengan nada menyesalkan.

Baca Juga :   Tambah Sarana, TBNTS Target Rp. 20 Miliar Dari Karcis

Saat ini Mpu Purwo pernah membuatkan keris dari orang Malaysia, Brunai, Argentina, Belanda, Amerika, Austalia bahkan Jepang. Ada yang pesan lewat saudara, banyak yang datang kesini dengan membawa teman untuk menjadi penerjemah. Diantara mereka, ada yang memang hanya untuk dikoleksi. Tapi, ada juga yang untuuk dijual kembali.(Baca: Bukan Gelar Sembarangan, Hanya Ada Satu Mpu Keris di Pasuruan)

Sampai sekarang, total ada sekitar 3 ribu keris yang menjadi koleksinya. Yang menarik, beberapa diantaranya merupakan peninggalan Kerajaan Singhasari dan Majapahit. TABLOID WARTABROMO | OKTOBER 2015 | Ahmad Sururi