Purwodadi (wartabromo) – Upaya pelestarian budaya Jawa harus dilakukan dengan langkah konkret. Itu pula yang ditunjukkan Padepokan Pencak silat Satria Mataram dan Paguyuban Pangrukti Budaya Jawi Puri Megantoro, Dusun Parelegi, Desa/Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan.
Memperingati 1 Muharram 1437 Hijriyah atau 1 Syuro 1949 Saka (Kalender Jawa) padepokan yang dipimpin Raden Arya Nata Kusuma Cakrahadiningrat ini menggelar serangkaian kegiatan. Diantaranya, jamasan pusaka yang dihelat pada Jum’at (6/11/2015) sekira pukul 15.00.
Pada kegiatan itu, semua benda-benda pusaka akan dicuci dan dan dibersihkan untuk memulihkan sekaligus mengembalikan pamor pusaka.
“Ritual ini memang untuk mengembalikan pamor pusaka agar yoni-yoni atau energi posiif yang ada dibalik pusaka itu keluar. Sehingga bisa membawa pengaruh positif bagi pemiliknya,” terang Raden Arya saat ditemui jelang persiapan jamasan, Jumat, pagi.
Diakui Raden Arya, dewasa ini, ritual atau tradisi menjamas pusaka sulit dijumpai. Dengan begitu, banyak pemilik pusaka yang merasa kesulitan ketika hendak membersihkan pusaka yang dimaksud dari aura negatif.
Menurut pria berdarah Raja Mataram ini, selain jamasan, sejumlah kegiatan juga digelar guna menghidupkan kembali budaya Jawa yang kian meredup. Diantaranya, seni campur sari yang dijawalkan digelar pada Sabtu (7/11) sore sekitar pukul 16. 00.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan ruwatan yang direncanakan berlangsung selepas magrib. Baru kemudian dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Anggup Sudaryanto dari Jombang. Lakon atau judul Pulung Wahyu Dewandaru.
Jika Anda termasuk pegiat atau peminat budaya Jawa, silakan hadir ke lokasi di komplek Padepokan Satria Mataram di Dusun Parelegi, Desa/Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan. (rur/fyd)