Kademangan (wartabromo) – Fersya Solehuddin atau Ferdi, pelajar yang berjualan peyek keliling untuk biaya sekolah, juga menjual makanan tersebut di sekolahnya, yakni SMKN 1 Probolinggo. Pihak sekolah mendukung usaha yang ditekuni siswanya itu dengan memberikannya fasilitas untuk jadi pemasok di kantin sekolah.
Dalam pantauan wartabromo.com, Selasa (27/10/2015), dengan diantar Bambang Sutowo, ayahnya, setiap hari Ferdi berangkat ke sekolah. Ia tiba sekitar pukul 06.15 menit di SMKN 1 Probolinggo, jalan Mastrip 357 Kademangan. Selain tas dipunggungnya, Ferdi juga menenteng dua bungkus plastik putih ukuran besar, yang didalamnya berisi 40 bungkus peyek. Ada dua rasa yang dibawa olehnya, yakni peyek kacang dan peyek ikan teri.
Bungkusan itu lantas ia simpan di dalam kelas, sebelum dijual ketika jam istirahat tiba. Begitu jam istirahat pertama tiba, ia bergegas keluar ruangan dengan membawa dagangannya. Ternyata banyak siswa yang membeli peyek jualannya, termasuk kakak-kakak kelas Ferdi.
Tak hanya sesama siswa yang menjadi sasaran penjualan peyek, Ferdi juga menyasar guru-guru. Bahkan tak jarang gurunya memesan dengan jumlah yang banyak. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, isi dua kantong plastik tandas dan berganti uang di kantong Ferdi
Apa yang dilakukan Ferdi mendapat apresiasi dari mereka, karena layak menjadi contoh bagi anak sebayanya. “Dia menunjukkan kepada kami, bahwa semua hal itu perlu diperjuangkan. Memberi kami inspirasi untuk berkembang dan tidak malu dengan keadaan diri. Salut! Dengan perjuangannya,” ujar Diah Rahma Afifah, kakak kelasnya.
Kepala SMKN 1 Probolinggo Didik Purwandi, mengaku cukup bangga dengan kemandirian Ferdi. Bahkan ia berharapkan kemandirian Ferdi untuk berusaha menjadi contoh bagi siswa yang lain. Pihak sekolah memfasilitasi agar produk keluarga Ferdi dijual di kantin sekolah. Sebab, dengan jumlah siswa yang mencapai 1.164 orang dan mempunyai 5 jurusan keahlian, merupakan pangsa pasar yang bagus.
“Banyak guru yang sudah kenal dengan anak itu sebelum sekolah disini. Karenanya kami memberi dia keringan dalam pembiayaan sekolah dan mengajukannya untuk mendapat beasiswa. Selain itu, kami bertemu dengan keluarganya agar menjual peyeknya di dua kantin sekolah. Sehingga meringankan beban kerja Ferdi agar lebih fokus belajar dan mengembangkan usahanya itu,” ujar Didik Purwandi.
Selain itu Ferdi juga menjajakan jualan di akun Facebooknya: Ferdi JackMania. Kata Jackmania tidak ada hubungannya dengan kelompok suporter bola.
“mohon perhatiannya klau beli jangan bicara di fb di hp aja hub:082-330-883-642 kerena ak bkn fban di ponsel tapi di warnet”, demikian status akun tersebut.
“Ponselku jadul dan gak bisa fb-an, jadi bukanya hanya di warnet. Mending sms aja ke nomerku itu,” kata Ferdi.
Ferdi ternyata juga sangat popular di media sosial meski jarang update status. Sangat banyak teman-teman facebooknya yang mendukung dan menyatakan kagum pada kegigigihan pelajar yang lahir pada 3 Februari 1999 tersebut, dalam bekerja.
Selain untuk biaya sekolah, Ferdi memberikan uang hasil kerja kerasnya tersebut kepada orang tuanya untuk meringankan beban keluarga. Ayah Ferdi, Bambang Sutowo (51) bekerja sebagai tukang las yang berpenghasilan Rp50 ribu sehari, sedangkan ibunya, Rusmi Hariyati (50), menderita diabetes. Ferdi sudah berjualan jajanan keliling sejak masih duduk dibangku sekolah dasar. (saw/fyd)