Pasuruan (wartabromo) – Sekitar 30 mahasiswa dari BEM STKIP-STIT PGRI Kota Pasuruan berdemo ke kantor KPU dan Panwas Kota Pasuruan. Para mahasiswa ini menuntut dua penyelenggara Pilkada ini bersikap independen dan netral.
Mahasiswa lebih dulu mendatangi Kantor KPU di Jalan Panglima Sudirman. Sampai di depan Kantor KPU mereka langsung berorasi dan beraksi teatrikal di bawah pengawalan ketat polisi. Mereka membawa berbagai spanduk tuntutan.
Para orator melalui pengeras suara meminta komisioner KPU keluar menemui mahasiswa. “Kami tidak akan masuk, para komisioner KPU keluar temui kami,” teriak orator.
Permintaan tersebut disampaikan berulang-ulang hingga akhirnya dua komisioner KPU keluar menemui mahasiswa.
“KPU Kota Pasuruan harus independen dan seluruh komisioner KPU harus netral,” kata Presiden BEM STKIP-STIT PGRI Kota Pasuruan, Akhmad Mukhyidin.
Mahasiswa juga mendesak agar KPU memaksimalkan kinerja dalam mensosialisasikan Pilkada. “Terkahir, kami minta KPU meyeruhkan larangan money politik,” tandasnya.
Komisioner KPU Bidang Hukum dan SDM, Basori Alwi, saat menemui mahasiswa mengatakan bahwa independensi dan netralitas merupakan asas dasar yang sampai hari ini dipegang kuat para komisioner.
“Terkait sosialisasi, kita sudah melaksanakan semua tahapan. Sosialisasi terus dilakukan sampai pemilihan digelar,” kata Basori.
Basori mengapresiasi aksi mahasiswa. Sebagai bagian warga masyarakat, suara mahasiswa juga suara rakyat. “Tuntutan mahasiswa jadi masukan buat kita,” imbuh Basori.
Setelah puas menyampaikan aspirasi di KPU, mahasiswa bergerak ke kantor Panwas. Di kantor Panwas, mahasiswa juga orasi, berteatrikal dan meminta komisoner menemui mereka. Dua komisioner Panwas pun menemui mahasiswa.
“Kami meminta Panwas bekerja maksimal terutama dalam pengawasan soal money politik,” kata Mukhyidin.
Aksi mahasiswa ini berlangsung tertib. Setelah menyampaikan semua tuntutan dan mendapat jawaban, mahasiswa bubar kembali ke kampusnya. (fyd/fyd)