Paiton (wartabromo) – Petani tembakau Kecamatan Paiton dan Kotaanyar mengeluh karena pabrik rokok di wilayah tersebut sudah tutup untuk pembelian tembakau petani. Padahal tembakau petani di sawah masih melimpah. Disinyalir tutupnya gudang tersebut karena masuknya tembakau dari luar daerah.
Ketua Poktan Desa Sukorejo, Kecamatan Kotaanyar, Danang, mengatakan kondisi itu sangat merugikan petani. Danang memperkirakan, jika melihat lihat areal tanam, masih ada sekitar 30 persen tembakau petani Kabupaten Probolinggo yang belum terbeli.
“Mereka mengambil tembakau dari luar daerah, yakni Bondowoso karena Gudang Garam di sana tutup. Akhirnya, jatahnya ngurangi yang di sini,” tuding Danang, Minggu (25/10/2015).
Sementara itu salah satu staf Gudang Garam (GG) Paiton Kusnadi, menjelaskan, pembelian tembakau kepada petani memang dipercayakan pada gudang kecil yang ditugaskan pabrik. Gudang-gudang itu dikelola tiga orang dari pihak Gudang Garam, yaitu Jimi, Nicholas, dan Hadi.
“Ketiganya membeli atas nama GG. Mereka beli sendiri ke petani, lalu dijual ke sini. Di sini hanya tempat penimbunannya. GG sendiri buka sejak 28 Agustus dan tutup sejak 11 Oktober lalu. Soal tembakau dari luar daerah, kami tak tahu,” tutur Kusnadi.
Di lain pihak, Kepala Disbunhut Kabupaten Probolinggo Raharjo mensinyalir tembakau luar masuk ke Gudang Garam. Pihaknya meminta agar Gudang Garam dan gudang lain, diminta jangan tutup sebelum tembakau petani habis.
Disbunhut sendiri tidak dapat memberi sanksi kepada gudang tembakau yang sudah tutup dan tidak melakukan pembelian. Raharjo mengatakan pihaknya hanya sebatas menghimbau, karena tidak ada regulasi untuk memberikan sanksi.
“Kami minta mereka buka kembali. Kasihan petani, mau dijual kemana tembakau hasil panen mereka,” katanya. (saw/fyd)