Menuju Sukorejo City of Matoa, 50 Orang Dilatih Pembibitan dan Budidaya

1721

Sukorejo (wartabromo) – Pemerintah Kecamatan Sukorejo tidak mau setengah hati membangun kawasan ini sebagai City of Matoa. Setelah Program Penanaman Pohon Matoa (Pometia pinnata) yang ditandai dengan penanaman 5.500 pohon matoa di 19 desa se Kecamatan Sukorejo diluncurkan Camat Diano Vela Fery Santoso, beberapa waktu lalu, dimulailah pelatihan pembibitan dan penanaman matoa.

Pelatihan tersebut digelar dua hari mulai tanggal 7 hingga 8 oktober 2015 di Desa Gunting, dengan menghadirkan dua narasumber yang berkompeten di bidanganya. Pelatihan dihadiri oleh 50 orang perwakilan dari 5 desa.

Pada hari pertama, peserta diberi pengetahuan tentang pembibitan pohon matoa dimana perbanyakan matoa secara umumbisa dilakukan melalui 2 cara yaitu  secara generatif/biji dan vegetatif. Peserta juga dilatih teknis pembibitan secara vegetatif antara lain cangkok, okulasi, sambung sisip, sambung tempel dan sambung susu yang lazim dilakukan untuk budidaya pohon buah-buahan lain.

“Namun untu matoa membutuhkan proses dan cara yang sangat hati-hati karenakan batang pohon matoa memiliki kambium yang sangat tipis. Itulah kenapa bibit pohon matoa yang dijumpai di pasaran berasal dari biji karena teknik ini lebih mudah dan dapat menghasilkan jumlah yang banyak,”  jelas Camat Diano Vela Fery Santoso, Kamis (15/10/2015).

Pada hari kedua, peserta diberikan pembelajaran tentang teknis budidaya pohon matoa. Prosesnya dimulai dari pembuatan pupuk, cara penanaman, cara perawatan hingga cara mengatasi hama penyakit yang biasa menyerang pohon matoa. Peserta diajari cara membuat pupuk dengan bahan dan media yang mudah dijumpai sehingga masyarakat dapat membuat dengan cepat di lahan masing-masing.

Setelah itu, dipraktekkan juga cara penanaman pohon matoa yang diawali pembuatan lubang tanam dengan lebar 30 cm dan kedalaman 50 cm. Selanjutnya didasari dengan pupuk dan kemudian bibit di tanam yang lalu ditutup kembali dengan pupuk. Pemberian air harus rutin, karena pohon matoa membutuhkan air cukup banyak.

Untuk mengatasi hama dan penyakit pohon matoa khususnya menjelang panen, di berikan informasi bagaimana mengatasi hama penggerek batang dan khususnya adalah hama kelelwar pemakan buah.

“Setelah mendapat materi, para peserta diharapkan segera membagikan ilmu hasil pelatihannya di desa masing-masing yang pada akhirnya dapat menyukseskan program Sukorejo, City of Matoa yang berdampak kepada pelestarian lingkungan dan peningkatan ekonomi masyarakat Kecamatan Sukorejo,” pungkas Diano.

Target utama dari program ini adalah penanaman 10.000 pohon matoa di 5 desa yaitu Ngadimulyo, Suwayuwo, Gunting, Lemahbang dan Pakukerto. Pemerintah Kecamatan Sukorejo menggandeng PT HM Sampoerna dalam menyukseskan program tersebut. (*/fyd)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.