Bangil (wartabromo) – Dampak moratorium penambangan pasir di Lumajang pasca pembunuhan dan penganiayaan petani penolak tambang ilegal, Salim dan Tosan, dirasakan langsung oleh penjual pasir. di Jalan Raya Raci, Bangil, Pasuruan, Nur Kholis. Ia mengaku omsetnya menurun daratis setelah stok pasir Lumajang tidak tersedia.
“Yang dicari orang memang pasir Lumajang. Sehari biasanya bisa sampai 20 truk saya jual,” kata Nur Kholis, saat bekerja, Kamis (8/10/2015).
Pasir Lumajang yang berasal dari Gunung Semeru memiliki kualitas lebih baik dibandingkan pasir dari daerah lain dan jadi pilihan pertama para pembeli.
“Sejak stok (pasir Lumajang) tidak ada saya jual pasir dari Kejayan. Ya tetep laku tapi jauh menurun, bisa dihitung jari,” ungkapnya.
Sebagai pedagang, Nur Kholis tentunya berharap agar penambangan pasir di Bumi Arya Wiraraja tersebut dibuka kembali.
“Kalau pasir sini kan coklat dan banyak debunya. Beda sama Lumajang,” kata Joni, karyawan Nur Kholis. (fyd/fyd)