Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Pasuruan Capai 984 Orang

895
dialog publik
Dialog Publik yang digelar TP PKK dan Dinas Kominfo Kabupaten Pasuruan di Pendopo Kabupaten Pasuruan, Rabu (23/9/2015)

Pasuruan (wartabromo) – Hingga pertengahan September 2015, kasus HIV/AIDS di Kabupaten Pasuruan, mencapai 984 orang. Dari total penderita yang mengidap penyakit yang menurunkan kekebalan dan daya tahan tubuh itu, sebanyak 128 orang di antaranya telah mati.

Data itu diungkap oleh dr Aris Budi Pratikto, Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pasuruan, saat Dialog Publik yang digagas oleh Tim Penggerak (TP) PKK dan Dinas Kominfo Kabupaten Pasuruan, Rabu (23/09/2015).

“Dari sebanyak 984 orang yang menderita HIV/AIDS, paling banyak justru diderita usia produktif, yakni usia 2—29 tahun. Jumlahnya mencapai sekitar 300-an orang atau sekitar 31%,” ungkap dr Aris.

Disampaikan, kasus sebanyak 984 orang itu, merupakan akumulasi sejak dilakukan pendataan pada Tahun 2000 lalu. Dimana pertambahan jumlah penderita HIV/AIDS mengalami fluktuasi.

Baca Juga :   Trik Melawan Pabrik Pencemar Limbah

Selain itu, dari sebanyak 984 orang penderita HIV/AIDS yang ada, prosentase jumlah kaum adam lebih besar, yakni 58%, ketimbang kaum hawa sebesar 50%. Sedangkan 2% lainnya tidak jelas, karena kesamaan nama antara pria dan wanita.

Sementara, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pasuruan, Lulis Irsyad Yusuf, dalam Dialog Publik bertema Peran Serta Orang Tua dalam Membentengi Putra/Putri terhadap Penyalahgunaan Narkoba dan HIV/AIDS, menyampaikan pentingnya pengawasan terhadap generasi muda.

Menurut Lulis, organisasi PKK yang memiliki jaringan hingga tingkat akar rumput di RT-RT serta kampung-kampung, harus berperan aktif. PKK harus berinisiatif untuk bahu-membahu dengan organisasi lainnya seperti Dharma Wanita, Muslimat, Fatayat dan lain-lain, untuk melawan penyebaran penyalahgunaan narkoba dan HIV/AIDS.

Baca Juga :   Polisi Tangkap 5 Remaja Putri Pelaku Penganiayaan

“Tugas organisasi seperti PKK dan lainnya, untuk memberikan pengertian dan pemahaman yang bagus untuk melawan narkoba dan HIV/AIDS,” tegas Lulis.

Lebih lanjut, jika seorang ibu sudah memahami bahayanya penyalahgunaan narkoba dan HIV/AIDS, dia akan bisa membimbing putera-puterinya.

“Sejak masih kecil, anak-anak itu paling dekat dengan ibunya. Dari pemahaman yang dimilikinya itu, ibu bisa membimbing putera-puterinya untuk menghindari narkoba dan bahaya HIV/AIDS. Sehingga generasi muda bisa terselamatkan,” pungkas istri Bupati Pasuruan ini. (eml/hrj)