Sukorejo (wartabromo) – Lebih dari 55.000 ribu tanaman buah matoa tumbuh di 19 desa di Kecamatan Sukorejo. Tahun depan, 10.000 ribu bibit lagi akan ditanam di kawasan lereng Gunung Arjuno tersebut.
Buah matoa yang asli Papua dan banyak ditemui di Sulawesi, Maluku dan Papua New Guinea ini membutuhkan curah hujan tinggi untuk bisa tumbuh subur. Namun buah berasa manis ini juga mampu bertahan di cuaca panas. Wilayah Sukorejo dianggap cocok untuk pengembangan matoa.
“Tanaman matoa sebenarnaya mudah ditanam di mana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi, terlebih Sukorejo memiliki potensi lahan yang cocok untuk ditanami pohon ini. Tanaman matoa di Sukorejo bisa tumbuh dengan baik dan berbuah,” kata Camat Sukorejo Diano Vela Very Santoso, Jumat (18/9/2015).
Ide pengembangan matoa mulai digagas sejak 2014. Diano menargetkan pada 2018, Sukorejo akan menjadi “City of Matoa”. “Kita optimis akan memiliki Wisata Petik Matoa,” ungkapnya.
Lebih jauh Diano mengatakan selain fleksibel dalam hal tempat penanaman, matoa memiliki tampilan daun yang indah dan cocok dijadikan sebagai tanaman hias. Prototype matoa saat ini dapat ditemui tumbuh subur dan berbuah di Desa Glagahsari, Mojotengah, Sukorejo dan Gunting.
“Tahun ini ada salah satu perusahaan di Sukorejo yang membantu penuh rencana kami menjadikan Sukorejo sebagai Kotanya Matoa, yakni memberikan bantuan 10.000 bibit yang siap disebar di 5 desa. Harapannya, ketika sudah besar dan muncul buah, maka siap dipanen dan Sukorejo akan dikenal sebagai tempatnya matoa,” imbuhnya.
Di kalangan masyarakat Pasuruan khususnya, matoa belum sepopuler apel atau durian. Namun buah matoa seperti kelengkeng atau rambutan memiliki rasa manis legit dan beraroma mirip durian, leci, manicu, dan lain sebagainya.
“Kayu pohon matoa juga sangat kuat dan bagus untuk dijadikan tiang bangunan, lantai, kusen, perahu dan kerajinan atau meubelair karena setara dengan eboni, jati, dan lain lain. Selain itu, harga buah matoa per kilonya bisa mencapai Rp. 80.000. Jadi sangat cocok untuk membantu peningkatan perekonomian masyarakat,” tegasnya. (eml/fyd)