Tosari (wartabromo) – Lomba lari Bromo Maraton yang digelar di kawasan wisata gunung bromo tidak saja membuat sebagian awak media yang meliput kegiatan tersebut kecewa atas sikap panitia yang dinilai kurang profesional.
Peserta lomba pun dibuat kurang nyaman ketika mereka “lari” menyusuri rute yang ditentukan panitia. Pasalnya rute Bromo maraton yang dijanjikan steril oleh panitia ternyata menjadi jalur lintasan kendaraan para wisatawan yang hilir mudik dan membahayakan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh wartabromo.com dari beberapa peserta digaris finish, mereka mengaku kecewa dengan rute marathon yang padat pengunjung serta kendaraan parkir.
Kondisi seperti ini selain mengganggu konsentrasi juga mempengaruhi kecepatan lari peserta.
“Waktu mau masuk wonokitri itu sebenarnya saya mau nyalip peserta lain didepanku bro, tapi terhalang kendaraan roda-2 putar balik,” cerita Udik, salah seorang peserta kepada temannya digaris finish.
Hal senada juga disampaikan salah seorang peserta dikelas 42 K lainya, ketika dirinya menyusuri rute perlombaan saat penanjakan dirinya dan beberapa peserta lainya harus memperlambat kecepatan lari karena ada 2 mobil jip bersimpangan.
“Saya sama peserta lain malah sempat melambat wong ada jip yang salipan” tutur peserta lainnya yang memakai kaos warna putih kombinasi merah biru kepada temannya.
Teori lari maraton dibutuhkan stamina prima, kecepatan lari stabil serta rute lari yang steril untuk menjaga konsentrasi dan kecepatan pelari.
Lomba lari Bromo marathon tahun 2015 merupakan bagian dari peringatan HUT kabupaten Pasuruan, namun pada pelaksanaan ketiga tahun ini jumlah peserta justru menurun dibanding tahun sebelumnya. (egy/yog)