Pasuruan (wartabromo) – Dua gadis bersaudara, LN (14) dan FT (10) yang diketahui berasal dari Kelurahan Ngemplakrejo Kecamatan Panggungrejo Kota Pasuruan mengalami penderitaan dan masa suram sebagai anak. LN dan FT sering menjadi sasaran emosi lantaran dipaksa untuk bekerja diusianya yang masih anak – anak.
Sundutan rokok, pukulan dan caci maki sering diterima mereka. LN yang dulu bersekolah di sebuah SMP berhenti dan disuruh kerja. Alhasil, Mereka pun mengamen di perempatan jalan.
“Ngamen di perempatan dan alun-alun,” kata LN di kantor Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Pasuruan sambil menunjukkan bekas sulutan rokok di kedua tangannya.
Tentu saja awalnya mereka menolak disuruh mengamen. Namun karena takut jadi sasaran kemarahan, keduanya dengan berat hati mengamen. Sementara orang tuanya tak pernah memperhatikan kehidupan keduanya.
LN mengatakan, setiap sore, ada orang yang selalu datang menemui mereka dan meminta semua uang hasil jerih payah. Setelah mendapat uang, anak-anak malang ini ditinggalkan di jalanan.
“Kalau uang nggak cukup, marah-marah,” ujar LN yang mengatakan dirinya tidak segan mendapatkan cambukan dengan ikat pinggang jika setoran kurang.
Jumat kemarin, keduanya memilik kabur. Mereka takut disiksa karena uang yang dikumpulkan tak memenuhi target Rp 50 ribu sehari.
“Mereka kabur dan tiduran di rumah salah satu warga. Mereka kemudian diantar ke kami,” kata Ketua LPA Kota Pasuruan, Wahyudi Tri Wuryanto.
Kini kedua bocah perempuan tersebut tinggal di kantor Perlindungan Perempuan dan Anak di Jalan Balai Kota Pasuruan. Mereka enggan untuk pulang ke rumahnya dan memilih tinggal di kantor PPA karena dirasa lebih nyaman. (fyd/fyd)