Pasuruan (wartabromo)- Banyak jalan menuju roma itulah salah satu ungkapan yang tepat disandang oleh Mahrus (29), warga Dusun Gajahan, Desa Gajah rejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, pasalnya ia berhasil membuka Usaha Kecil Menengah (UKM) yakni Budidaya Burung Puyuh.
Makrus bukan orang kaya, ia berlatar belakang dari keluarga yang pas-pasan dan dari keluarga tergolong miskin. namun dengan semangat dan tekat untuk merupah ekonomi keluarga akhirnya kini makhur membuahkan hasil dari usaha kerasnya tersebut.
Dalam melakoni usaha ini ia tidak lansung menjadi sukses, banyak sekali yang ia hadapi dan hampir usahnya gulung tikar.
Pertama kali Mahrus mencoba membudidaya burung puyuh 100 ekor dan ia berhasil membudidayakan walaupun ada beberapa yang mati. mahrus tak putus arang, ia terus mencoba walaupun banyak kendala yang dihadapi dan keuntungan yang sedikit.
Kemudian untuk mengembangkan usahanya, ia nekat untuk mencari pinjaman untuk mengembangkan usahanya, saat itu ia dapat pinjaman Rp. 5 juta dan ditambah tabungannya Rp. 3 juta, dengan modal yang cukup lumayan ia tak menyia-nyiakan, lalu kemudian ia mendatangi sebuah perusahaan yang berada di jogjakarta yang menjualan bibit puyuh tersebut.
Dari modal 8 juta tersebut ia mendapatkan 1000 ekor anakan telur puyuh. berawal dari situlah usaha mahkrus mulai berkembang dan mulai mendapatkan hasil yang cukup lumayan.
“Dalam mengembangkan usaha ini, saya tidak hanya menjual telur puyuh saja namun juga menjual daging burung puyuh.” tuturnya.
Untuk menyuplai bibit burung puyuh, kini makrus tidak perlu ke jogja lagi, ia kini berhasil membudidayakan burung puyuh tersebut dan saat ini melayani pembelian bibit burung puyuh Rp 3000 perekor. Sedangkan yang sudah bertelur seharga Rp 15000/ekor.
“Budidaya burung tergolong mudah dan tidak mengalami kendala besar. namun, butuh ketelatenan dalam merawat saja,” tutur mahrus.
Budidaya puyuh memiliki keuntungan yang menggiurkan jika pelihara 1000 ekor burung puyuh dengan mengambil keuntungan telornya di jual di pasaran dengan harga Rp 27000 perkilo omsetnya bisa meraup keuntungan 6-8 juta per bulan.
“Dalam satu hari, dari 1000 burung puyuh bisa menghasilkan telornya 800 per butir perharinya,” terangnya.
saat ini, dirinya sudah menjalani 4 tahun usaha tersebut dan sudah meningkat pesat.
Dari ternak seribu burung puyuh kini menjadi kurang lebih 3.000 Burung Puyuh sejak Januari 2011 hingga sampai 2015 sampai saat ini.
Mahrus berharap, pemberdayaan burung puyuh mendapat pemerhatian dari Pemerintah Kabupaten Pasurun sehingga dapat pengembangan usahanya minimal dalam pemasarannya sehingga UKM ini dapat menyedot tenaga kerja lokal.(arf/yog)