Ada pula Hadits :
(1048) ـ حدثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَ مَحْمُودُ بنُ غَيْلاَنَ وَ الحَسَنُ بْنُ عَلِيَ الخلالُ قَالُوا: حدثنا أَبُو عَاصِمٍ النَّبِيلُ . أَخْبَرْنَا سُفْيَانُ عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ مَرْثَدٍ ، عَنْ سُلَيمانَ بْنِ بُرَيْدَةَ ، عَنْ أَبِيهِ ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله: «قَدْ كنُتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ، فَقَدْ أُذِنَ لِمُحَمَّدٍ في زِيَارَةِ قَبْرِ أُمِّهِ. فَزُورُهَا، فَإِنَّها تُذَكِّرُ الآخِرَةَ»
………Rosululloh bersabda benar-benar dulu akau telah melarang kamu semua untuk ziarah kubur, kemudian benar-benar telah diizinkan bagi Muhammad di dalam ziarah kuburan ibunya, maka ziarah kuburlah kamu semua karena sesungguhnya ziarah kubur itu dapat mengingatkan akhirat
Dengan demikian kesunnahan ziarah kubur ini tidak terbantahkan lagi karena disamping Nabi menganjurkan Nabi juga melakukan. Namun demikian yang perlu diperhatikan di dalam ziarah untuk tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan agama semisal bercampurnya laki-laki dan perempuan, membuka aurot dll. (Ditulis oleh : Ustadz Lutfi Hakim Nadzir/Aswaja NU Center Kabupaten Pasuruan)