Sekali lagi, sangat banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengembangkan potensi wisata candi ini. Kalaupun mentok upaya itu tidak membuahkan perputaran ekonomi, setidaknya akan menumbuhkan rasa cinta pada sejarah terutama bagi generasi muda. Kecintaan pada sejarah akan menjadikan seseorang lebih mengenal ‘muasalnya’ sehingga tidak tercerabut dari akar budaya dan jati dirinya. Hal ini juga merupakan investasi jangka panjang.
Tidak adanya perhatian dari pemerintah daerah diakui Budi Mulyono, Pj Kades Gununggangsir. Sebagai pemimpin desa Budi sebenarnya memiliki hasrat dan pemikiran bagaimana caranya Candi Gununggangsir menjadi ramai. “Sebenarnya candi ini punya potensi, tapi memang tak dioptimalkan,” kata Budi Mulyono.
Ia merasa yakin lokasi tersebut bisa jadi objek wisata yang ramai jika mendapat perhatian. Namun ia mengaku tidak bisa berbuat apa-apa selain mengarahkan kegiatan-kegiatan di desanya digelar di candi. “Setidaknya kalau ada kegiatan kan jadi ramai. Pikiran saya kalau sudah ramai kan banyak yang bisa jualan. Saat ini tak ada yang jualan di sana, kecuali satu tokoh milik warga,” kata dia. Ia mengaku tidak bisa berharap banyak pada pemerintah daerah. “Saya kan hanya kades mas,” imbuhnya.
Bagaimanapun, apa yang diupayakan Budi patut mendapat apresiasi. Para pejabat daerah yang punya tanggungjawab mengembangkan potensi wisata belum tentu terbersit pemikiran serupa. Alih-alih mengembangkan, mereka mungkin tidak pernah memikirkannya. “Sayang ini kan ini kan candi bersejarah,” pungka Budi.
Nurjanah (53), Juru Pelihara Candi Gununggangsir mengatakan, candi yang berdiri megah di tengah pemukiman penduduk itu memang tidak banyak dikunjungi orang. Selain studi dan jalan-jalan, ada beberapa orang yang datang untuk melakukan ritual. “Biasanya pada malam hari jum’at legi banyak yang ritual. Katanya ada yang mendapatkan biji emas setelah semedi,” kata Nurjanah.
Memang harus diakui mengembangkan objek wisata sejarah berupa candi tidaklah mudah. Dibutuhkan kesadaran, kehendak dan kesabaran serta rancang-pikir yang matang. Pada dasarnya semua pengembangan sektor wisata secara umum dan wisata sejarah khususnya bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah. Namun pemerintah punya kekuatan untuk mendorong dan memulainya. Tinggal apakah pemerintah punya daya dorong dan kehendak? Atau mungkin tidak punya kepedulian sama sekali? Perlu dinanti… (mis/fyd)