Pasuruan (wartabromo) – Naiknya harga beras di pasaran selain diakibatkan faktor cuaca diduga kuat juga ditumpangi kepentingan mafia beras yang sengaja memainkan harga.
Novie Cahyadi, seorang pedagang beras di Pasuruan mengatakan, ia sempat mendatangi sejumlah lokasi penggilingan untuk mendapatkan pasokan beras, namun selalu kosong.
“Saya hanya beli 2 ton ke penggilingan-penggilingan, tapi tidak ada satupun yang memiliki persediaan. Harus nunggu seminggu,” ujar Novie.
Menurut pria yang pernah bekerja di sebuah perusahaan sembako ini, pengusaha yang biasanya mendatangkan beras dari luar negeri, diduga kuat ikut memainkan kenaikan harga yang melambung seperti saat ini.
“Ini jelas dihantam dari dua sisi, Cuaca yang buruk dan larangan import beras dimainkan para importir. Bisa saja sejak awal mereka sudah membeli beras dan sengaja ditimbunnya hingga harga melambung seperti saat ini,” kata Novie.
Harga beras di pasaran saat ini, untuk kualitas rendah sebesar Rp 8.500 hingga Rp 11.500.
Salah seorang petani asal Desa Karang Pandan, Kecamatan Rejoso,Pasuruan, mengatakan, cuaca yang tidak menentu membuat masa panen mengalami kemunduran. Selain itu, jika harus dipaksakan dipanen, kualitasnya jelek.
“Kualitas gabah kurang bagus karena hujan terus menerus. Padinya terlalu basah dan butuh waktu lebih lama untuk penjemuran,” terang Marmono. (hrj/yog)