“Mereka datang sendiri ke sini dan melakukan tes seleksinya,” ujar wanita yang pernah menjadi personalia di perusahaan Mitra Produksi Sigaret (MPS) sejak tahun 2008-2011.
Meski dilakukan di Balai Desa setempat, tes karyawan tetap dilakukan secara fair dan sesuai dengan ketentuan. Hasilnya, dari 19 orang pelamar, 3 orang diantaranya dinyatakan tak lolos seleksi.
Di Desa Karangsentul Kecamatan Gondangwetan, tercatat hampir separuh dari jumlah penduduknya berusia produktif. Kondisi ini menjadi semangat bagi Kepala Desa untuk bersama-sama membangun Karangsentul selangkah lebih maju.
“SDM di Desa ini mulai dari buruh tani sampai pejabat eselon. Ya gitu, orang pintar banyak tapi orang peduli yang sulit,” sindir Astri Diah Rahmawati.
Perempuan ini berkaca pada dirinya yang lebih memilih membangun desa dan menuangkan seluruh kemampuannya untuk memajukan desa Karangsentul. Usianya yang masih muda tak menjadi penghalang meski harus menghadapi masyarakat ataupun rekan kerja yang jauh lebih tua dan cukup lama tinggal dan menetap di Desa.
“Saya dulu, hampir setiap hari selalu pergi ke luar kota. Sekarang saya tahu, Desa adalah tempat terindah, tempat membesarkan anak-anak. Saya pun akan tua dan mati di sini.,” ujar Kepala Desa lulusan D3 Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Surabaya ini.
Desa Karangsentul memiliki wilayah yang cukup luas dibanding desa lainnya di Kecamatan Gondangwetan. Sumber Daya Alam berupa air bersih cukup melimpah di 7 Dusun yakni Karanganyar Kulon, Karanganyar Tengah, Karanganyar Kidul, Keboncandi, Sentul, Terate dan Sumberrejo. Letaknya yang cukup strategis dan merupakan pintu masuk kawasan taman nasional Bromo Tengger Semeru menjadi nilai tawar tersendiri untuk dikembangkan terutama sektor ekonomi kreatif di wilayah Pasuruan Timur.
“Saya bercita-cita akan menjadikan lahan kosong di sisi balai desa ini sebagai sentra-sentra ekonomi kreatif,” pungkas wanita yang mengaku sempat tak dikenali oleh warganya lantaran usianya yang masih muda ini.| Yogie