Pohjentrek (wartabromo) – Jika biasanya pengenalan tentang bahaya virus HIV/Aids disampaikan kepada remaja ataua masyarakat umum. Maka, hal berbeda justru tampak dalam kegiatan seminar yang diselenggarakan oleh Lembaga Takmir Masjid (LTM-NU) Kabupaten Pasuruan, Minggu (14/12/2014).
Ratusan kyai kampung dan pengurus takmir masjid se-Kabupaten Pasuruan menghadiri sebuah halaqoh tentang bahaya penyebaran virus HIV/AIDs di Kabupaten Pasuruan di Graha NU, jalan warungdowo, Kecamatan Pohjentrek Pasuruan.
“Kyai dan takmir masjid harus lebih mengenal tentang bahaya virus mematikan ini. Karena mereka memiliki jamaah yang banyak di wilayahnya,” ujar Habibullah, Ketua LTM-NU Kabupaten Pasuruan dalam sambutannya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua PCNU Kabupaten Pasuruan, Shonhaji Abdushomad, menurutnya, sebagai tokoh agama yang kerap berhubungan langsung dengan ummat, maka selayaknya para kyai, takmir masjid, para immamuddin lebih mengenal tentang bahaya penyebaran virus HIV/Aids tersebut.
“Modin (immamudin) harus tahu bahwa penularan virus HIV ini bisa melalui darah. Misal, saat memandikan jenazah yang postif HIV. Apa yang harus dilakukan, dan lain-lain,” ujar Gus Shon.
Gandi Kusyoko, pengelola program HIV/Aid Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan yang jadi narasumber dalam kesempatan ini mengatakan, penyebaran virus HIV/Aid sudah cukup merata dan hampir ada di setiap kecematan di Kabupaten Pasuruan.
“Sudah merata, kecuali Kecamatan Tosari. Aman,” ujar Gandhi.
Pihaknya berharap, dengan kegiatan pengenalan tersebut, masyarakat lebih waspada dan memahami tentang virus HIV/Aids termasuk perlakukan terhadap ODHA (orang dengan HIV AIDS). (yog/yog)