Rejoso (wartabromo) – Desa Kawisrejo, Kecamatan Rejoso, Pasuruan dikenal sebagai kampung bebek dan penghasil telur asin. Sesuai dengan sebutannya, sebagian besar warga di sana selalu sibuk dengan kerumunan bebek.
Mereka mengumpulkan telur-telur bebek yang bertebaran di sudut-sudut kandang, memberi makan sampai membersihkan kandang, hingga sibuk membersihkan telur dan memilahnya. Mungkin jarang orang yang tahu tentang keberadaan kampung bebek yang berada di desa ini.
Salah satu kelompok pengembangan bebek di sana, yakni Kelompok Bina Citra Bersaudara, tahun 2014 ini baru saja meraih Juara II Lomba Peningkatan Prestasi Kelompok Tani Komoditi Itik se-Jawa Timur.
Adon Andrianto (34), Ketua Kelompok Bina Citra Bersaudara mengatakan saat ini pihaknya memiliki kurang lebih 1000 bebek, terdiri dari 500 ekor bebek petelor dan 500 masih dalam tahap pembesaran. Sedangkan milik anggotanya yang berjumlah 23 orang, total bebek yang dikembangkan sudah mencapai 10.060 ekor.
Banyaknya bebek yang telah ada dan dikembang biakkan di sana adalah sebuah perjuangan,karena awalnya hanya berjumlah 1800 ekor saja.
“Awalnya hanya sedikit, tapi lama-kelamaan kami merasa bahwa bebek ini memberikan kontribusi bagi kami warga desa. Maka dari itu, dengan memperhatikan pakan dan kebersihan, maka kami bertekad untuk mengembangkan lebih besar lagi, dan ternyata berhasil,” akunya.
Bebek yang diternak di Desa Kawisrejo adalah bebek jawa lokal yang dalam kurun waktu setahun, rata-rata telur yang dihasilkan antara 260-275 buah/ekor. Apabila dikalikan dengan jumlah bebek yang ada, maka kelompok ini bisa memproduksi sebanyak 2.766.500 telur dalam 1 tahun.
Untuk pemasarannya, kelompok ini menjualnya telur bebaknya di sekitar wilayah Grati, Nguling, Rejoso dan Kota Pasuruan. Satu telur dijual dengan harga Rp 2200 untuk yang sudah matang, sedangkan yang masih mentah hanya Rp 1600 saja.
Untuk saat ini, telur yang diproduksi untuk beberapa waktu ke depan masih dialokasikan untuk masyarakat Pasuruan saja.
“Dulu pernah beberapa kali kita kirim ke daerah Malang tapi tidak kami lanjutkan, karena kebutuhan di daerah sendiri sangat tinggi,” jelas Adon. (eml/yog)