Pasuruan (wartabromo) – Sejumlah kiai sepuh NU yang ada di Dewan Syuro PKB menyuarakan kekecewaanya pada kepemimpinan Muhaimin Iskandar. Selama memimpin Muhaimin dianggap tidak pernah melibatkan Dewan Syuro saat mengambil kebijakan. Para kiai ini berharap Muhaimin tidak terpilih di Muktamar 2014 dan berharap ada kader lain yang terpilih.
Ketua DPC PKB Kabupaten Pasuruan M Irsyad Yusuf yang dimintai komentar soal suara para kiai tersebut mengelak berkomnetar. Ia pasrah dan menyerahkan hal itu ke Dewan Syuro dan pengurus DPP.
“Itu bukan wilayah DPC. Itu wilayah Dewan Syuro. Saya tidak bisa berkomentar,” kata Irsyad Yusuf yang juga Bupati Pasuruan, Sabtu (30/8/2014).
Seperti diberitakan sejumlah media, kekecewaan kiai NU ini disampaikan ke Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.
“Mereka (para kiai di PKB) sambatan, karena tidak pernah diundang atau diajak rapat oleh petinggi PKB dalam mengambil kebijakan,” kata Rois Syuriah PWNU Jatim KH Miftakhul Achyar, Selasa (26/8/2014).
KH Miftakhul mengaku banyak menerima keluhan dari para kiai yang masuk di dewan syuro PKB. Selama kepemimpinan Muhaimin, mereka merasa ditinggalkan oleh pengurus DPP PKB.
“PKB itu kan dilahirkan dari NU dan menjadikan warga nahdliyin sebagai basisnya. Ibaratnya, PKB itu mencari makan di NU, tapi nyatanya PKB melenceng dan tidak sejalan dengan NU,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Miftahus Sunnah ini menilai, popularitas PKB maupun suara yang mendongkrak petinggi PKB juga tak lepas dari peran kiai. Sayangnya, para kiai di Dewan Syuro PKB hanya ditempel dispanduk-spanduk untuk meraup suara nahdliyin.
Kiai kharismatik asal Surabaya ini berharap, PKB sejalan dengan kiai NU, sehingga bisa efektif sebagai alat perjuangan NU. Berdasarkan keputusan kemitraan strategis antara NU dan PKB oleh PBNU dan PWNU se-Indonesia di Jakarta pada 13 Januari 2002, Anggaran Dasar PKB merujuk pada AD NU, Visi PKB juga visi NU.
“Di NU, syuriah adalah pengontrol, pengendali dan pengarah. Oleh karena itu, PKB tidak boleh beda dengan NU terkait hal-hal pokok. NU harus tetap dijunjung tinggi sebagai mainstream,” tandasnya.
Terkait hal ini, DPC PKB Kota Probolinggo sudah menyuarakan dukungannya pada Muhaimin. Mereka tetap yakin Muhaimin layak memimpin partai. Pria yang akrab disapa Cak Imin tersebut dianggap telah berhasil memimpin partai dan mampu membangkitkan PKB.
“Menjadikan Cak Imin sebagai Ketua Umum PKB kembali cukup rasional dan strategis. Selain mampu membangkitkan suara PKB dari ujian elektoral pada pemilu 2009. Yang kedua PKB Cak Imin telah berhasil melakukan sinergi gerakan antara PKB-NU sehingga banyak tokoh yang awalnya berseberangan kini bergabung,” kata Ketua Fraksi PKB Kota Probolinggo, Abdul Azis, Jumat (30/8/2014).
Azis menilai kekecewaan parai kiai seyogyanya dianggap sebagai kritik konstruktif agar PKB lebih bersinergi dengan NU. DPC PKB Kota Probolinggo, kata dia, menilai paket Muhaimin-Nahrowi masih ideal untuk massa depan PKB dan politik rahmatal lil alamin di Indonesia,” tandasnya.
Muktamar PKB akan digelar di Surabaya pada tanggal 31 Agustus hingga 1 September 2014 mendatang. Akan hadir 5 ribu peserta dari 510 cabang PKB di Indonesia dan luar negeri. Forum itu akan membahas perubahan AD/ART dan penguatan partai. (fyd/fyd)