Pasuruan (wartabromo.com) – Dua penerjung payung yang membawa bendera bertuliskan “Akhiri Dinasti Politik” muncul di langit Pasuruan dalam kampanye pemungkas Partai Golongan Karya (Golkar), di lapangan Krampyangan, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, Sabtu (5/4/2014) sore kemarin.
Dua bendera berlatar belakang warna putih bertuliskan “Akhiri Dinasti Politik” tersebut dibawa oleh dua paramotor sembari terbang berputar-putar di udara yang ada di sekitar tempat kampanye partai Golkar berlangsung.
Salah seorang caleg dan politisi asal Partai Golkar, Misbakhun saat dikonfirmasi menuturkan, bahwa partai tempatnya bernaung tersebut bertekad untuk “membasmi” politik dinasti yang ada di Kota Pasuruan.
Ia menjelaskan, bahwa politik dinasti yang dibangun untuk kekuatan politik berdasarkan ayahnya kuasa, maka anaknya beserta dengan keluarga dan kerabatnya yang lain pun akhirnya juga ikut terlibat dalam dinasti tersebut.
“Ini kan tidak sehat buat sistem demokrasi. Sebab demokrasi memberikan kesempatan kepada semua orang untuk bisa tampil, bukan malah lebih mementingkan anak dan keluarganya yang diutamakan, tetapi justru memberikan kesempatan kepada orang yang benar-benar memiliki kompetensi dan kapasitas untuk tampil menjadi tokoh masyarakat,” ujar mantan politisi PKS yang kini meloncat ke Partai Golkar tersebut.
Ditambahkannya, politik dinasti yang ada di Kota Pasuruan ini lebih banyak mementingkan dirinya sendiri, keluarga, dan juga kelompokya bukan mementingkan warganya yang lain.
Sebelumnya, sebuah baliho dengan tema politik Dinasti juga terpampang di jalan Pantura arah Kota Pasuruan, Sabtu (5/4/2014) siang. Baliho berukuran raksasa tersebut bertuliskan ‘Akhiri Politik Dinasti: Berebut Kursi Demi Keluarga Sendiri’.
Tema Baliho tersebut diduga kuat menyindir Keluarga Besar Walikota Pasuruan Hasani yang memang memiliki banyak hubungan kerabat dengan sejumlah pejabat penting seperti anaknya sendiri, Ismail Marzuki yang merupakan Ketua DPRD Kota Pasuruan serta sejumlah caleg asal PKB yang banyak didominasi oleh keluarga Walikota. (abu/yog)