Bangil (wartabromo) – Ribuan massa dari salah satu partai politik peserta Pemilu 2014 tidak puas dengan kinerja KPUD dan Panwaslu Kabupatena Pasuruan mendatangi Kantor Panwaslu yang berada di Komplek Stadion Pogar Bangil atau tepatnya di Gedung Lemcari Bangil, Kamis (27/2/2014).
Kedatangan ratusan massa tersebut menuntut agar pihak Panwaslu segera memberikan rekomendasi agar Pemilu di Kabupaten Pasuruan diulang. Pasalnya salah seorang pengunjuk rasa telah menemukan banyak terjadi kecurangan dalam pelaksanaannya.
Namun lantaran dalam menyampaikan aspirasinya berbuat anarkis,petugas keamanan dari Dalmas Polres Pasuruan akhirnya memukul mundur para pengunjukrasa keluar dari Kantor Panwaslu Kabupaten Pasuruan.
Massa pengunjuk rasa yang berjumlah ratusan dan mengendarai truk tersebut pun tercerai beraikan akibat dan berlarian memadati jalur utama Kota Bangil. Sesampai di pusat kota Bangil atau diruas jalan raya Akhmad Yani Bangil, ratusan pengunjuk rasa bertemu dengan salah satu jamaah ormas Islam yang baru pulang dari pengajian.
Akibat saling ejek antar dua simpul massa tersebut tak terhindarkan. Tak ayal, banyak warga yang tadinya hendak berbelanja jadi ketakutan dan beberapa toko langsung menutup daganganya lantaran takut terjadi penjarahan.
Petugas Dalmas Polres Pasuruan yang dilengkapi dengan mobil water canon pun langsung berdatangan memisahkan kedua massa yang bentrok di pusat kota Bangil tersebut. Selang setengah jam kemudian, dua kubu massa yang saling baku pukul dan saling lempar dapat dipisahkan.
Sementara, salah seorang warga yang terluka pada bagian kepalanya akibat lemparan batu dibawa oleh petugas medis Polres Pasuruan.
Kronologi tersebut tidak terjadi secara nyata melainkan hanya simulasi pengamanan pemilu yang dilakukan oleh Polres Pasuruan.
Sebanyak 572 personel dari seluruh satuan dikerahkan, mulai dari Sabhara, Satintel, Reskrim, Dalmas, Polwan hingga jajaran Polsek di wilayah hukum Polres Pasuruan. Mereka disiapkan untuk dapat membuat simulasi pengamanan terhadap besar kecilnya kemungkinan terjadinya kerusuhan atau kekisruhan saat Pemilu berlangsung.
“Biasanya yang menjadi sasaran amukan massa salah satu pendukung calon atau partai adalah tempat-tempat yang ada kaitannya langsung dengan penyelenggaraan pesta demokrasi, di situlah kami harus menyiapkan segalanya, baik personel hingga langkah pengamanan,” ujar Ricky.
Simulasi pengamanan pemilu 2014 ini dihadiri oleh Ketua KPU Kabupaten Pasuruan, Zainal Abidin, Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) Kabupaten Pasuruan, KH Nurul Huda, Ketua PN Bangil, Anggota Panwaslu Kabupaten Pasuruan, Joko Widodo, dan Kapolres Pasuruan sendiri. (gnr/eml/yog)