Bangil (wartabromo) -Keluarga Khusaeri alias Saeri (35) perangkat Desa Cobanjoyo Kecamatan Kejayan, Pasuruan terduga kasus perampokan yang ditembak mati oleh petugas unit buser Polres Pasuruan menyatakan akan melapor ke Komisi Nasional (Komnas) HAM dan Propam Polda Jatim atas peristiwa penembakan tersebut.
Direktur Pusat Studi dan Advokasi Kebijakan (Pusaka) Kabupaten Pasuruan Lujeng Sudarto yang mendampingi keluarga korban mengatakan, saat ini pihaknya sedang menyusun kronologis penangkapan Saeri (35) Kaur pemerintahan yang ditembak mati oleh petugas tanpa alasan tersebut.
“Ini Unprosedural, Kami akan mendampingi keluarga korban untuk melaporkan kasus ini ke Komnas HAM dan Propam Polda Jatim,”ujarĀ Lujeng Sudarto.
Menurutnya, upaya ini merupakan bentuk sikap kemanusiaan yang dilakukannya agar tidak terjadi upaya penangkapan tanpa mekanisme dan prosedural yang benar.
Tewasnya kaur pemerintahan Desa Cobanjoyo Kecamatan Kejayan ini pun langsung ditanggapi oleh Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf. Orang nomer satu di Kabupaten Pasuruan ini mengaku sangat prihatin dengan apa yang dialami oleh perangkat desa tersebut. Namun pihaknya tidak akan mencampuri urusan dan kewenangan pihak kepolisian.
Pemerintah Kabupaten Pasuruan hanya akan memberikan bantuan yang telah menjadi haknya selama bekerja sebagai Kaur Pemerintahan di Desa Cobanjoyo.
“Kita memberikan bantuan uang purna untuk pamong sebesar Rp 2 juta,” ujar Bupati Pasuruan.
Seperti diwartakan sebelumnya, keluarga saeri mendatangi kantor DPRD Kabupaten Pasuruan untuk mengadukan peristiwa kematian suaminya yang ditembak mati oleh aparat kepolisian Polres Pasuruan lantaran diduga terlibat dalam aksi perampokan di sejumlah TKP.
Petugas terpaksa menembak Saeri dengan alasan melawan dan melempar bondet ke arah petugas saat ditangkap di rumahnya. Namun, semua pernyataan polisi tersebut dibantah oleh pihak keluarga. (yog/yog)