Pasuruan (wartabromo) – LL (22), seorang pasien asal Kecamatan Kedupo Kota Probolinggo melaporkan dukun yang mengaobati sakit perutnya, Am (40) warga Desa Penunggul Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan. Ia mengaku disekap sang dukun dan disetubuhi hingga lima kali.
Ahmad Muhid (47), ayah LL saat melapor ke SPK Polres Pasuruan Kota, Minggu (8/12/2013), mengatakan bahwa anaknya menderita sakit perut aneh. Beberapa kali berobat ke dokter dan ke rumah sakit tapi tidak membuahkan hasil. Proses pengobatan dimulai minggu lalu.
Beberapa hari berobat jalan, tidak ada hal aneh yang dirasakan keluraga LL. Sampai pada Selasa malam lalu dukun Am menelpon LL agar datang ke rumahnya ntuk pengobatan. Saat itu LL menolak karena tidak ada yang mengantarkan. Namun, Am memerintahkan istrinya Rm (34) untuk menjemput LL di rumahnya.
Awalnya keluarga tidak mepermasalahkan LL dijemput. Namun kecurigaan muncul setelah mendapat informasi dari Meli (16), adik LL yang mengatakan malam itu kakaknya dijemput wanita memakai cadar dan Vario hitam. Wanita itu tidak lain adalah RM, istri sang dukun.
“Akhirnya pada Jumat malan saya mengajak keluarga menjemput anak saya di Nguling,” jelas Muhid.
Muhid menjemput LL dengan membawa puluhan sanak-sanak saudaranya. Sampai di rumah sang dukun, keluarga LL yang sudah curiga langsung masuk dan menobrak pintu rumahnya. Mereka mendapati Am di ruang tamu hanya mengenakan sarung dan kaos oblong. Beberapa keluarga yang masuk ke kamar sang dukun dan menemukan LL tergeletak di bawah ranjang.
“Kondisinya (LL) waktu itu lemas dan tak bisa bangun seperti orang mati. Lalu kami membawa ke Puskesmas namun tetap saja tak sadar,” jelas Muhid.
Sementara, sang dukun Am yang ketakutan rumahnya digerebek, langsung kabur mengamankan diri ke Polsek Nguling. “Baru pagi tadi dia (LL) sadar. Ia mengaku disetubuhi lima kali dan kami akhirnya lapor ke sini,” jelasnya.
Kasus ini kemudian dilimpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA). Kapolres Pasuruan Kota AKBP Asep Akbar Hikmana mengatakan akan mendalami laporan korban.
“Kami akan mendalami. Ini kan baru lapor,” kata Asep Akbar. (fyd/fyd)