Panggungrejo (wartabromo) – Korsing, demikian para nelayan pesisir pantai utara Kota Pasuruan menyebut perahu yang berbobot mati 30 ton ini. Memburu dan menangkap ikan tuna dan tongkol adalh salah satu ‘keahliannya’.
“Korsing berarti sang penjelajah. Orang Panggungrejo memilih nama itu untuk perahu jenis ini,” kata salah seorang ahli pembuatan perahu, Ahmad Baidowi (54) saat sibuk menyelesaikan pesanan perahu Korsing, Minggu (25/8/2013).
Perahu Korsing rata-rata berukuran panjang 13 meter dan lebar 3 meter dengan ketinggian 3 meter. Membutuhkan sekitar 40 hari untuk membuat perahu ini. Menurut Baidowi, pembuatan perahu jenis membutuhkan kayu dengan kualitas bagus yang harganya mahal. Untuk satu peahu dibutuhkan sekitar 6 kubik kayu.
“Korsing jarang dibuat karena mahalnya biaya pembuatan,” katanya. Perahu jenis Korsing menggunakan bahan baku kayu jenis trembesi yang digunakan sebagai dasar kapal dan kayu jati sebagai badan kapal. Untuk bisa melaju cepat membelah lautan, perahu ini setidaknya membutuhkan dua mesin berkekuatan 30 tenaga kuda.
Salah seorang pemilik perahu Korsing, H Soleh Juliani (55) mengatakan biaya yang ia dikeluarkan untuk membuat sebuah perahu Korsing mencapai sekitar Rp 80 juta. “Termasuk ongkos tukang dan mesin perahu,” katanya. (dyt/fyd)