Kejayan (wartabromo) – Ratusan siswa SMA Negeri 1 Kejayan memprotes polusi debu yang berasal dari jalan yang rusak. Kondisi itu diperparah dengan banyaknya angkutan penambangan pasir batu (sirtu) yang melintas didepan sekolahnya.
Debu dari jalan raya tidak hanya diteras sekolah, tetapi sudah menembus ruang kelas yang berada paling ujung sekolah atau berjarak 20 meter dari jalan raya. Akibatnya proses belajar-mengajar siswa terganggu.
“Kami menjadi tergganggu karena debu masuk ke ruang kelas. Ruang kelas kotor dan kita ngak konsentrasi belajar,” ujar Kiki, salah seorang siswa yang melakukan protes di pinggir jalan, Senin (29/7/2013).
Menurutnya, polusi debu diakibatkan rusaknya jalan dan semakin meningkat seiring dengan peningkatan volume truk pengangkut tambang sirtu yang melintas di depan sekolahnya. Jalan yang rusak hanya ditimbun tanah dan pasir sehingga malah menjadi debu-debu baru yang mengganggu pernafasan.
Pihak sekolah mengaku tidak bisa berbuat apa-apa mendapati kenyatan sekolahnya selalu dikotori debu dan mengganggu siswa. Mereka hanya melakukan penyiraman berkala agar tidak semakin parah.
“Kita melakukan penyiraman tapi tidak bertahan lama karena cepat kering,” kata salah satu guru, Edi Santoso.
Pihaknya berharap pemerintah memperbaiki jalan. Pihak pengusaha pertambangan sirtu juga seharusnya memiliki toleransi untuk berpartisipasi dalam perawatan jalan yang rusak akibat alat transportasinya. (fyd/fyd)